Jan di bersedih hati karena Jun Pyo mengacuhkannya ketika berada di Casino Hotel Venetian, F3 menghiburnya dengan mengajak Jan di berkeliling naik gondola. Dari arah yang lain, ada seorang gadis menyanyikan Santa Lucia di atas gondola dengan nada fals. F3 merasa gadis itu sangat memalukan tapi Jan di mengenalinya dan berkata bahwa gadis itu adalah penyelamatnya.
Pada saat yang lain Presdir Kang dan Jun Pyo menyambut kedatangan pengusaha besar dari Amerika (grup JK). F3 mengajak Jan di makan di sebuah restaurant, tapi Ji hoo melihat Jun Pyo dan ibunya bersama dengan tamunya di restaurant itu. Dia segera mengalihkan mereka untuk pindah restaurant.
Jun Pyo mendapat kiriman MMS ternyata foto-foto Jan di bersama F3, Jun Pyo tampak resah. Ji Hoo bertanya apa Jan di menyesal pergi ke Macau, Jan di berdalih paling tidak dia berkesempatan datang ke tempat yang bagus. Tapi paling tidak dia ingin bertemu Jun Pyo sekali dan menanyakan kabarnya. Jan di merasa dia seperti bermimpi sendirian tapi Ji hoo mengatakan dia tidak bermimpi. "Ini bukan mimpi, paling tidak sekarang kau ada di depanku," kata Ji hoo. Merasa terlalu terbuka, Ji hoo pamit tidur. Kemudian Jan di menulis karakter "J" di kaca, tapi kemudian menghapusnya. Tidak tahu apakah yang dimaksud adalah Jun Pyo atau Ji Hoo ..
Mr. Jung berusaha meyakinkan Joon Pyo supaya mau menemui F3, tapi dia menolaknya dan mengatakan dirinya tidak punya waktu untuk bermain-main dengan temannya. Namun Mr. Jung tetap berusaha mengaturkan pertemuan dengan So Yi Jeong di ruang basket.
Melihat F3 menantinya, Joon Pyo langsung berkata dengan enggan, “Senang bertemu dengan kalian.” Ji Hoo langsung menyahut, “Apakah benar? Sepertinya kamu tidak terlalu senang.” Yi Jeong berharap Joon Pyo gembira mendengar kabar jika Jan Di datang bersama mereka. Namun reaksi yang didapat berbeda. “Kenapa aku harus bertemu dengannya? Gadis seperti dia tidak punya arti apa-apa lagi untukku.” kata Joon Pyo dengan nada dingin. F3 terkejut mendengarnya. Yi Jeong hendak emosi, tapi ditahan oleh Song Woo Bin. Tapi karena tak tahan dengan perkataan jun pyo.
Yi Jung murka dan memukul Jun Pyo. Woo Bin bertanya apa yang mengubah Jun Pyo, dan dia menjawab 700 ribu karyawan ShinHwa. Tanggungjawab dan beban itulah yang mengubahku dan dia berjalan pergi.
Jan Di yang menunggu kedatangan F3 untuk mendengar hasil pertemuan mereka dengan Joon Pyo mencium gelagat tidak enak. Dari ekspresi mereka Jan di tahu bahwa Jun Pyo tidak akan menemuinya. F3 menghibur Jan di dengan bermain petak umpet. Ji hoo menarik Jan di ke satu sudut agar tidak terlihat oleh Woo Bin, tapi ketika melihat Jun Pyo di sebuah iklan, Jan di mulai menangis dan Ji Hoo menenangkannya. Ji Hoo menemui Jun Pyo dan meminta bantuannya agar bertemu dengan Jan di. Jun Pyo heran mengapa Ji Hoo meminta sebagai bantuan ? Kata Ji hoo "Paling tidak itu yang dapat aku lakukan untuknya."
Untuk menghibur Jan Di, Woo Bin kemudian menyarankan bermain kejar sembunyi dengan mengenakan topeng. Saat mencoba bersembunyi bersama Ji Hoo, Jan Di tidak sengaja melihat Joon Pyo di sebuah layar raksasa. Ji Hoo kemudian menghiburnya. Malamnya, Ji Hoo bertanya kepada Joon Pyo mengapa dia berubah sikap kepada Jan Di. “Karena hanya ini yang bisa kulakukan padanya saat ini,” jawab Joon Pyo.
Menjelang Subuh, Ji Hoo mengajak Jan di jalan2 dan mempertemukannya dengan ...Jun Pyo. Jan di terluka dengan sikap Jun Pyo yang dingin. Kata Jan di,"Mengapa kau seperti ini, bagimu aku ini.. " Jun Pyo menjawab,"Noda yang ingin kuhilangkan." Jun Pyo berjalan meninggalkan Jan di, dia benar2 memutuskan hubungannya dengan Jan di. Jan di yang terluka dihibur oleh gondolier yang membawanya berkeliling dengan gondola (diiringi lagu “Con te partiro”).
Jun Pyo menghambur masuk ke ruangan ibunya dan murka. Jun Pyo meminta ibunya untuk tidak mengganggu Jan di lagi atau dia akan menghancurkan semuanya. Joon Pyo terlibat adu mulut dengan ibunya. “Apakah ibu sudah puas sekarang? Sekarang semuanya sudah berjalan sesuai yang ibu inginkan, apakah ibu puas?” tanya Joon Pyo menahan air mata. Namun, Mama Kang tetap menyudutkan Joon Pyo dengan tetap menceritakan segala usaha ayahnya membangun ShinHwa hingga menjadi perusahaan besar.
Di Seoul, adik Jan di sakit dan orang tuanya membawanya ke dokter yang ternyata adalah kakek yang sering datang ke restaurant tempat Jan di bekerja (Kakek Ji Hoo).
Sementara itu,Jan di yang bersedih dihibur oleh Ji hoo. Saat Jan di melihat2 sepatu, secara kebetulan Jun Pyo melihatnya, dia memandang Jan di sekilas dan kemudian berlalu. Jae kyung melihat sepatu yang sama dan tertarik, ketika dia akan mengambil sepatu itu, Jun Pyo juga mengambilnya. Mereka berebut sepatu dengan menggelikan. Tapi Jun Pyo akhirnya menang.
Suatu hari Joon Pyo dan Jae Kyung bertemu di sebuah toko, mereka berdua rebutan sepatu yang sama, tapi pada akhirnya Joon pyo berhasil membelinya
Presdir Kang lega karena Jun Pyo dan Jan di akhirnya dapat berpikir realistis. Jun Pyo pura2 bekerja, padahal dia melihat foto2 dan rekaman yang dibuat Jandi. Ketika Ji Hoo dan Jan di akan check out, ada yang mengenali Ji Hoo. Ternyata Ming teman Ji hoo. Ming membujuk mereka untuk tinggal di rumahnya.
Esok harinya, Jan Di dan Ji Hoo yang hendak kembali ke Korea bertemu dengan seorang teman lama. Dia adalah teman Ji Hoo, bernama Ming. Mereka berdua terpaksa menginap satu malam lagi di Makau, tepatnya di rumah mewah milik Ming. Ming mengingatkan Ji Hoo bila dia telah jatuh cinta pada Jan Di, seperti dulu Ji Hoo jatuh cinta kepada Min Seo Hyun.
Joon Pyo yang berusaha mengejar Jan Di kembali mencoba menelepon ruangan hotel Jan Di. Namun dia menemukan kamar hotel sudah kosong. Dia berpikir mereka telah pulang ke Korea, tapi Mr. Jung memberi informasi jika mereka masih di Makau.Sementara itu Ji Hoo dan Jan Di berkeliling menikmati kota Macau yang sangat indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar