Sikap Jun-pyo berubah saat melihat seekor serangga didekatnya, ia langsung histeris dan saat berusaha mengusir binatang itu, terjatuh ke dalam air. Malang bagi pemuda itu, ia tidak bisa berenang dan pelan-pelan tenggelam. Beruntung, kejadian tersebut dilihat oleh seorang siswa, dan dengan sigap Jan-di langsung terjun untuk menyelamatkan Jun-pyo.
Melihat tubuh sang musuh bebuyutan tidak bergerak, dengan panik Jan-di memberikan pernapasan buatan. Mendadak mata Jun-pyo terbuka lebar dan bukannya bangkit, ia menarik bahu Jan-di untuk mengulangi yang dilakukan sebelumnya. Keruan saja Jan-di marah, ia langsung memukul Jun-pyo (yang dianggap tidak tahu diri) dan berjalan pergi sambil marah-marah.
Sejak kejadian itu, Jun-pyo terlihat sangat bahagia dan semakin getol mengerjai Jan-di. Saat sedang menunggui gadis itu di kolam renang, muncul tiga orang rekan sekelas (penggemar) yang menunjukkan rekaman Jan-di saat bersama Ji-hoo di taman, dan menyebut gadis itu sebagai orang yang mata duitan.
Diam-diam Jun-pyo dibakar cemburu, dan berusaha memaksa untuk berciuman saat bertemu Jan-di. Penolakan gadis itu membuat Jun-pyo mengurungkan niatnya, ia merasa Jan-di begitu benci terhadap dirinya, sehingga akhirnya ia memutuskan untuk berjalan pergi.
Kejadian tersebut membuat Jan-di sempat ketakutan ke sekolah, namun sebuah bingkisan berisi pakaian pesta mewah dari Seo-hyun membuatnya tidak bisa lari lagi. Datang ke pesta ultah sang model sendirian, ia langsung disambut oleh Yi-jung dan Woo-bin. Sempat berpapasan dengan Jun-pyo, yang menatap dengan dingin, Jan-di terus dipuji oleh dua personil F4 tersebut.
Tiba-tiba, Seo-hyun muncul digandeng Ji-hoo untuk meniup lilin kue ultah. Ia juga menyampaikan pengumuman penting yaitu bakal segera kembali ke Paris dan tidak akan pulang lagi ke Korea. Sontak, tiga personil F4 langsung paham kenapa Ji-hoo terlihat begitu muram beberapa hari belakangan, sementara mata Jan-di langsung berkaca-kaca.
Saat keduanya masuk kedalam kamar, Ji-hoo tidak tahan lagi dan langsung menumpahkan semua perasaannya pada Seo-hyun, yang hanya bisa meminta maaf. Saat keduanya berciuman, kejadian itu dilihat Jan-di. Apes bagi gadis itu, keberadaannya diketahui oleh Ji-hoo dan Seo-hyun, untung dari belakang Ju-pyo muncul dan berhasil mengalihkan perhatian.
Sambil berjalan menjauh, Jun-pyo melingkarkan tangannya ke bahu Jan-di. Menemani gadis malang itu di bar yang sepi, dengan caranya yang unik Jun-pyo berusaha menghibur Jan-di yang merasa dirinya tidak berharga. Ucapan itu sukses membuat keduanya deg-degan, dan memutuskan untuk sama-sama menenangkan diri sejenak.
Saat kembali, Jun-pyo mendapati Jan-di sudah mabuk berat. Mengira dirinya bakal dicium, Jun-pyo dikejutkan oleh Jan-di yang mendadak ambruk dan muntah di pakaian mahal pria itu. Keesokan harinya saat bangun, Jan-di mendapati dirinya telah kembali berada dirumah Jun-pyo. Sempat hendak mengamuk, ia langsung berubah malu saat diingatkan akan kejadian malam sebelumnya.
Baru saja hendak pulang, Jan-di tertahan karena kepulangan Kang Hee-soo, presiden Shinhwa sekaligus ibu Jun-pyo. Panik saat tahu sang ibu bakal segera tiba, Jun-pyo langsung menelepon rekan-rekan F4-nya untuk meminta nasehat soal masalah Jan-di.
Sadar kalau latar belakang gadis itu bakal membuat Hee-soo mengamuk, F4 menyamarkan Jan-di dengan pakaian mahal dan mengenalkannya sebagai gadis dari keluarga terpandang. Tidak cuma itu, Jan-di dikenalkan sebagai maskot F4 yang baru. Sudah tentu, Hee-soo tidak percaya begitu saja dan meminta asistennya untuk mengecek latar belakang gadis itu.
Sempat diminta untuk memeragakan busana, siapa sangka penyamaran Jan-di sukses dan saat pulang, ia mendapat hadiah sebuah kacamata renang berharga mahal. Keesokan harinya di sekolah, Jan-di mendapat kunjungan dari Seo-hyun.
Meski hatinya pedih, Jan-di berusaha sekuat tenaga membujuk Seo-hyun untuk tidak pergi ke Paris demi Ji-hoo. Ia tidak sadar bahwa saat keduanya berbicara empat mata, ada Ji-hoo yang tanpa sengaja menguping pembicaraan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar