Chapter 4
Raka Dan Bella
Raka membuka matanya dengan perlahan. Melihat seisi ruangan dengan mata nanar. Putih, semua serba putih.
'Apa aku sudah mati?' batinnya. Pandangannya buram, dan masih sangat buram.
"Raka...? Kamu sudah sadar?" Suara seseorang menghentakkan hatinya.
"Bella...." gumamnya parau.
"Sudah dua hari kamu tidak sadarkan diri. Kata dokter, kamu gegar otak ringan. Kamu harus banyak istirahat."
Raka tersenyum tipis. Menggenggam jemari tangan Bella yang semula beku. Kini hangat bagaikan matahari yang menyinari lubuk hatinya. Mengapa ia harus mengejar gadis yang tidak mencintainya sama sekali. Ia merasa berdosa telah membiarkan Bella diselimuti kabut tebal. Kini ia berusaha menepis kabut-kabut itu dari kehidupannya.
"Jangan tinggalkan aku, ya?" ujar Raka sendu. Suaranya masih terdengar parau.
Bella tersenyum tipis dengan mata penuh airmata.
"Aku tidak akan meninggalkan kamu, Rak. Selamanya. Percayalah."
Raka tersenyum. Diciuminya jemari Bella dengan lembut.
"Aku sayang kamu, Bel," ujarnya lirih dan pelan.
Bella tersipu bahagia dengan pipi merona merah.
Kini kabut cinta tersebut tak lagi menutupi hati mereka. Kabut telah berlalu. Terhembus angin yang sepoi nan semilir.
Keduanya tersenyum bahagia. Terlebih Bella, yang kini mendapatkan kembali hati pujaannya.
Raka Dan Bella
Raka membuka matanya dengan perlahan. Melihat seisi ruangan dengan mata nanar. Putih, semua serba putih.
'Apa aku sudah mati?' batinnya. Pandangannya buram, dan masih sangat buram.
"Raka...? Kamu sudah sadar?" Suara seseorang menghentakkan hatinya.
"Bella...." gumamnya parau.
"Sudah dua hari kamu tidak sadarkan diri. Kata dokter, kamu gegar otak ringan. Kamu harus banyak istirahat."
Raka tersenyum tipis. Menggenggam jemari tangan Bella yang semula beku. Kini hangat bagaikan matahari yang menyinari lubuk hatinya. Mengapa ia harus mengejar gadis yang tidak mencintainya sama sekali. Ia merasa berdosa telah membiarkan Bella diselimuti kabut tebal. Kini ia berusaha menepis kabut-kabut itu dari kehidupannya.
"Jangan tinggalkan aku, ya?" ujar Raka sendu. Suaranya masih terdengar parau.
Bella tersenyum tipis dengan mata penuh airmata.
"Aku tidak akan meninggalkan kamu, Rak. Selamanya. Percayalah."
Raka tersenyum. Diciuminya jemari Bella dengan lembut.
"Aku sayang kamu, Bel," ujarnya lirih dan pelan.
Bella tersipu bahagia dengan pipi merona merah.
Kini kabut cinta tersebut tak lagi menutupi hati mereka. Kabut telah berlalu. Terhembus angin yang sepoi nan semilir.
Keduanya tersenyum bahagia. Terlebih Bella, yang kini mendapatkan kembali hati pujaannya.
TAMAT
Copyright Sweety Qliquers
(www.dindasweet-86.blogspot.com)