Chapter 1
Genk Sekolah
“Hei, lo!!”
“Hmm… Lo panggil gue?”
“Iya, lo… sini!”
Chacha menghampiri gerombolan cowok-cowok itu. Dan yang memanggilnya adalah ketua geng di sekolahnya itu. Inilah sampah masyarakat, memanfaatkan sekolah untuk berbuat anarkis dan berkelakuan seperti preman pasar saja. Huh! Memang tidak berguna.
“Ada apa?”
“Lo anak kelas 1 kan?”
Chacha mengangguk.
“Asal lo tahu aja! Gue yang berkuasa di sekolah ini…”
“Tunggu… tunggu! Terus apa hubungannya sama gue?” Potong Chacha.
“Heh bisa nggak sih lo, kalo’ ada orang ngomong tuh jangan dipotong?”
Chacha hanya mendengarkan kata-kata cowok-cowok itu sambil lalu. Dia melipat kedua tangannya di depan dada sambil memandang wajah cowok-cowok tidak berguna dihadapannya. Lagaknya sok berkuasa! Kalau cakep kaya’ Choky Sitohang sih nggak pa-pa. Nah ini udah jelek, hidup lagi!!!
“Ok! Bisa-bisa aja!” Chacha berlalu begitu saja meninggalkan mereka semua.
Ryan, Indra, Rendy dan Virgo terbengong-bengong. Tidak menyangka adik kelasnya itu berani meninggikan suara kepada cowok idaman para cewek. Selama ini belum ada yang berani melakukannya.
“Kita kerjain aja nih cewek. Gimana Yan? Tiba-tiba Indra menyahut.
“Apa? Lo gila kali ya? Lo nggak lihat apa tadi dia kasar banget. Cewek kok nggak ada lembut-lembutnya sama sekali. Ngomongnya aja kasar gitu. Gimana mau ngedekitin dia. Salah-salah malah muka gue yang kena tonjok sama tuh cewek! Lagian dia adik kelas kita.” Bantah Ryan.
“Ini namanya tantangan Yan. Nggak masalah kalau dia itu adik kelas kita, justru itu bonus untuk kita!” Dukung Rendy. Sudah lama mereka tidak berbuat ulah dengan adik-adik kelasnya.
“Terserah lo-lo pada deh… gue cabut dulu!” Ryan berlalu meninggalkan mereka menuju kelas.
“Ah… payah nih si Ryan.”
“Lo mau ngerjain tuh anak?” Tanya Virgo kepada Indra.
“Pastinya. Tuh cewek pasti bisa gue taklukin!” Dengan bangganya Indra menjawab.
“Ok… deh!!!”
Mereka bertiga berbalik. Dan… mampus!
“Apa yang kalian lakukan disini? Kenapa tidak masuk kelas? Waktu istirahat sudah habis. Cepat masuk!” Bentak Bu Olivia sambil bertolak pinggang, menunjukkan wajah yang sadis sekali…
“Eh… Bu Olivia… ma...aff Bu…” Mereka segera berlari menuju kelas.
Genk Sekolah
“Hei, lo!!”
“Hmm… Lo panggil gue?”
“Iya, lo… sini!”
Chacha menghampiri gerombolan cowok-cowok itu. Dan yang memanggilnya adalah ketua geng di sekolahnya itu. Inilah sampah masyarakat, memanfaatkan sekolah untuk berbuat anarkis dan berkelakuan seperti preman pasar saja. Huh! Memang tidak berguna.
“Ada apa?”
“Lo anak kelas 1 kan?”
Chacha mengangguk.
“Asal lo tahu aja! Gue yang berkuasa di sekolah ini…”
“Tunggu… tunggu! Terus apa hubungannya sama gue?” Potong Chacha.
“Heh bisa nggak sih lo, kalo’ ada orang ngomong tuh jangan dipotong?”
Chacha hanya mendengarkan kata-kata cowok-cowok itu sambil lalu. Dia melipat kedua tangannya di depan dada sambil memandang wajah cowok-cowok tidak berguna dihadapannya. Lagaknya sok berkuasa! Kalau cakep kaya’ Choky Sitohang sih nggak pa-pa. Nah ini udah jelek, hidup lagi!!!
“Ok! Bisa-bisa aja!” Chacha berlalu begitu saja meninggalkan mereka semua.
Ryan, Indra, Rendy dan Virgo terbengong-bengong. Tidak menyangka adik kelasnya itu berani meninggikan suara kepada cowok idaman para cewek. Selama ini belum ada yang berani melakukannya.
“Kita kerjain aja nih cewek. Gimana Yan? Tiba-tiba Indra menyahut.
“Apa? Lo gila kali ya? Lo nggak lihat apa tadi dia kasar banget. Cewek kok nggak ada lembut-lembutnya sama sekali. Ngomongnya aja kasar gitu. Gimana mau ngedekitin dia. Salah-salah malah muka gue yang kena tonjok sama tuh cewek! Lagian dia adik kelas kita.” Bantah Ryan.
“Ini namanya tantangan Yan. Nggak masalah kalau dia itu adik kelas kita, justru itu bonus untuk kita!” Dukung Rendy. Sudah lama mereka tidak berbuat ulah dengan adik-adik kelasnya.
“Terserah lo-lo pada deh… gue cabut dulu!” Ryan berlalu meninggalkan mereka menuju kelas.
“Ah… payah nih si Ryan.”
“Lo mau ngerjain tuh anak?” Tanya Virgo kepada Indra.
“Pastinya. Tuh cewek pasti bisa gue taklukin!” Dengan bangganya Indra menjawab.
“Ok… deh!!!”
Mereka bertiga berbalik. Dan… mampus!
“Apa yang kalian lakukan disini? Kenapa tidak masuk kelas? Waktu istirahat sudah habis. Cepat masuk!” Bentak Bu Olivia sambil bertolak pinggang, menunjukkan wajah yang sadis sekali…
“Eh… Bu Olivia… ma...aff Bu…” Mereka segera berlari menuju kelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar