Jangan Pergi, Beby!
Sekarang Virgo berubah. Setiap pulang sekolah, dia tidak lagi ngeloyor pergi atau mendekam di kamarnya. Yang dicarinya pertama-tama adalah Beby.
Dan ia selalu bertanya, ”Beb, mau Bang Virgo masakin apa?”
Walaupun Mama sudah selesai masak.
Atau, ”Beb, mau nonton nggak? Di 21 ada film bagus loh?”
Dan alhasil, Beby menolak dengan wajah heran. Kok Bang Virgo jadi baik? Baiiik banget! Malah, Abangnya yang cakep ini tidak pernah lagi meledeknya. Dan tiap kali Beby mau pergi Ekskul, Virgo nawarin buat ngantar. Padahal dulu Virgo selalu ngomong... ”Ah, gengsi! Entar dikira pacar lo lagi! Bikin pasaran gue sepi aja!”
***
Beby menarik kopernya dengan wajah masih cemberut. Si Virgo keterlaluan banget, sudah tahu Beby berangkat hari ini... Eh, Abangnya itu malah menghilang sejak pagi.
Di Bandara Soekarno-Hatta, Beby mencium pipi Mama dan Papa dengan mata berkaca-kaca.
Mama memeluknya. ”Baik-baik ya, disana.” Pesannya.
Beby menangis. Sedih bukan hanya karena akan pergi, tapi gara-gara si Virgo-Abangnya itu tidak ada saat keberangkatannya.
”Bang Virgo marah sama Beby, ya?” Tanyanya pada Mama.
Mama tersenyum. ”Nggak ko! Bang Virgo sayang sama kamu. Cuma, dia nggak setuju kamu pergi.” Hibur Mama, sambil mengelus rambut Beby.
Tiba-tiba Papa menunjuk ke depan. Tampak seorang cowok jangkung duduk sendirian di kursi tunggu keberangkatan Luar Negeri, membelakangi mereka.
Senyum Beby mengembang. ”Itu kan, Bang Virgo!” Ia berlari kesana.
”Bang Virgo!” Panggil Beby.
Virgo mendongak kaget. ”Eh...” Ia tampak salah tingkah.
”Bang Virgo!” Panggil Beby.
Virgo mendongak kaget. ”Eh...” Ia tampak salah tingkah.
”Bang Virgo nungguin Beby, ya? Tanya Beby, ikut duduk.
”Ah! Nggak!” Sangkal Virgo cepat.
”Tadi kebetulan lewat sini, eh tiba-tiba gue pengen duduk-duduk.” Bohongnya konyol.
Beby jadi terharu. Ia tahu Virgo berbohong. Jarak rumah ke Bandara hampir dua jam, masa’ sih kebetulan lewat?
”Lo udah mau pergi, ya?”
Beby mengangguk. Hatinya ikut sedih melihat wajah murung Abangnya itu.
Virgo menunduk, memain-mainkan kunci motor sportnya.
”Nanti Beby suratin via email, ya?”
Virgo mengangguk pelan. ”Jangan lupa telepon, ya?” Tambahnya.
”Disana jangan keluyuran. Jangan sembarangan bergaul, milih teman yang baik. Jangan pacaran sama bule. Jangan suka nangis lagi. Jangan terlambat makan, jangan...”
”Iya.” Beby mengangguk, memotong pesan Virgo yang banyak.
”Tapi...” Virgo menatap Beby khawatir.
”Kalo’ lo disakitin orang, siapa yang ngebelai lo? Kalo’ nggak ada makanan, terus lo lapar, siapa yang mau masakin? Kan, lo nggak bisa masak. Kalo’ lo sakit, siapa yang...?”
”Beby pasti baik-baik aja.” Potong Beby terharu. Ia menghambur, memeluk Virgo erat. Tangisnya tumpah.
”Kalo’ lo sedih disana, pulang ya Beb?”
Beby mengangguk sambil menyeka airmatanya. Dilepaskannya pelukannya. Kemudian diciumnya pipi Virgo. ”Beby sayang Bang Virgo.” Katanya.
Virgo mengangguk. ”Bang Virgo juga.”
Mereka berpelukan lagi.
TAMAT
Copyright Sweety Qliquers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar