Chapter 6
Sambutlah Cintaku
Sore, di rumah Chacha.
“Cha, lo tahu nggak siapa yang ngirimi lo surat itu?” Tanya Reza pada Chacha.
“Nggak! Emangnya lo tahu siapa?”
“Ryan, anak kelas 3. Temen sekelas gue.”
“Hah, kok bisa sih. Nggak mungkin banget, pertama kali kita ketemu aja tu anak galak banget. Akhir-akhir ini setiap kita ketemu, dianya cuek banget tuh sama gue. Kaya’ gue ini nggak ada aja.”
“Lo nggak percaya amat sih sama sahabat lo dari kecil ini, Cha.”
“Ya habisnya lo kan iseng banget orangnya. Tampang-tampang tipu kaya’ lo susah dapet kepercayaan. Hehehe.”
“Ah, sialan Lo Cha. Eh, tapi kali ini gue serius loh. Dia sendiri yang bilang ke gue. Dia galak plus cuekin lo kaya’ gitu soalnya dia mau menutupi perasaannya yang sebenernya ke lo. Kalo’ dia itu sebenernya suka sama lo.”
“Arghh… udah ah nggak usah omongin dia lagi, males gue denger nama dia.” Padahal dalam hati Chacha, ia senang banget. Ternyata selama ini cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
“Katanya nggak suka, kok muka lo merah gitu! Udah lah Cha ngaku aja, kalo’ lo tuh juga suka sama Ryan. Sama gue ini, ngapain juga Lo malu.”
“Kok lo tahu sih Za kalo’ gue juga suka sama Ryan?”
“Waktu di kantin kemaren. Waktu gue bilang lo dapet salam dari si Ryan. Sebenernya sih gue ngetes doing, eh nggak tahunya lo-nya malu-malu gitu. Ya ternyata dugaan gue selama ini nggak salah dong.”
“Eh, lo bilang kemaren gue juga dapet salam kan. Emangnya dari siapa,Cha?” Tanya Reza penasaran.
“Kasih tahu nggak ya?” Goda Chacha
“Ah, rese lo Cha! Eh, ngomong-ngomong temen sekelas lo yang namanya Helen itu udah punya pacar belum?” Tanya Reza.
“Nah, ya ketahuan! Jadi lo suka juga sama Helen, ngobrol dong Sob!”
“Maksud lo ‘juga’ apa?”
“Yang titip salam buat lo kemaren ya si Helen.”
“Jadi maksudnya? Helen juga suka sama gue?”
“Ya iyalah.”
“Ya ampun Cha, kenapa Lo nggak pernah bilang sih?”
“Gue-nya aja baru tahu kemaren. Hmm… gue tahu, jadi ini alasan lo kenapa pindah ke sekolah gue.”
“Iya, gue suka sama Helen waktu dia pertama kali main ke rumah Lo ini.”
“Segitunya, jadi Cuma karena cinta lo bela-belain buat pindah sekolah. Dasar, cowok yang aneh.
“Ya udah deh Cha, Kalo’ gitu gue pulang dulu.” Pamit Reza buru-buru.
Mau kemana sih buru-buru amat. Biasanya juga sampe makan malem Lo baru pulang.” Sindir Chacha.
“Mau ke rumah Helen plus nembak dia.” Jawab Reza malu-malu sambil menstater motor sportnya.
“Ok deh! Good Luck Ya!” Teriak Chacha. Reza mengacungkan jempolnya sambil melajukan motor sport-nya.
Sambutlah Cintaku
Sore, di rumah Chacha.
“Cha, lo tahu nggak siapa yang ngirimi lo surat itu?” Tanya Reza pada Chacha.
“Nggak! Emangnya lo tahu siapa?”
“Ryan, anak kelas 3. Temen sekelas gue.”
“Hah, kok bisa sih. Nggak mungkin banget, pertama kali kita ketemu aja tu anak galak banget. Akhir-akhir ini setiap kita ketemu, dianya cuek banget tuh sama gue. Kaya’ gue ini nggak ada aja.”
“Lo nggak percaya amat sih sama sahabat lo dari kecil ini, Cha.”
“Ya habisnya lo kan iseng banget orangnya. Tampang-tampang tipu kaya’ lo susah dapet kepercayaan. Hehehe.”
“Ah, sialan Lo Cha. Eh, tapi kali ini gue serius loh. Dia sendiri yang bilang ke gue. Dia galak plus cuekin lo kaya’ gitu soalnya dia mau menutupi perasaannya yang sebenernya ke lo. Kalo’ dia itu sebenernya suka sama lo.”
“Arghh… udah ah nggak usah omongin dia lagi, males gue denger nama dia.” Padahal dalam hati Chacha, ia senang banget. Ternyata selama ini cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
“Katanya nggak suka, kok muka lo merah gitu! Udah lah Cha ngaku aja, kalo’ lo tuh juga suka sama Ryan. Sama gue ini, ngapain juga Lo malu.”
“Kok lo tahu sih Za kalo’ gue juga suka sama Ryan?”
“Waktu di kantin kemaren. Waktu gue bilang lo dapet salam dari si Ryan. Sebenernya sih gue ngetes doing, eh nggak tahunya lo-nya malu-malu gitu. Ya ternyata dugaan gue selama ini nggak salah dong.”
“Eh, lo bilang kemaren gue juga dapet salam kan. Emangnya dari siapa,Cha?” Tanya Reza penasaran.
“Kasih tahu nggak ya?” Goda Chacha
“Ah, rese lo Cha! Eh, ngomong-ngomong temen sekelas lo yang namanya Helen itu udah punya pacar belum?” Tanya Reza.
“Nah, ya ketahuan! Jadi lo suka juga sama Helen, ngobrol dong Sob!”
“Maksud lo ‘juga’ apa?”
“Yang titip salam buat lo kemaren ya si Helen.”
“Jadi maksudnya? Helen juga suka sama gue?”
“Ya iyalah.”
“Ya ampun Cha, kenapa Lo nggak pernah bilang sih?”
“Gue-nya aja baru tahu kemaren. Hmm… gue tahu, jadi ini alasan lo kenapa pindah ke sekolah gue.”
“Iya, gue suka sama Helen waktu dia pertama kali main ke rumah Lo ini.”
“Segitunya, jadi Cuma karena cinta lo bela-belain buat pindah sekolah. Dasar, cowok yang aneh.
“Ya udah deh Cha, Kalo’ gitu gue pulang dulu.” Pamit Reza buru-buru.
Mau kemana sih buru-buru amat. Biasanya juga sampe makan malem Lo baru pulang.” Sindir Chacha.
“Mau ke rumah Helen plus nembak dia.” Jawab Reza malu-malu sambil menstater motor sportnya.
“Ok deh! Good Luck Ya!” Teriak Chacha. Reza mengacungkan jempolnya sambil melajukan motor sport-nya.
***
Di sekolah.
“Ciee, kaya’nya ada yang baru jadian nih. Seneng bener kaya’nya, traktiran mana nih?” Goda Chacha yang melihat Reza datang bersama Helen sambil bergandengan tangan.
“Lo kapan nyusul?” Tanya Reza.
“Sama siapa Pak? Pacaran sama nyamuk?”
“Ya sama Ryan dong.” Helen yang menjawab mewakili Reza.
“Kok Lo udah tahu sih, Len.”
“Kalo’ bukan si Reza yang cerita, lo pasti nggak bakalan mau cerita sama gue kan?” Todong Helen.
“Eh tuh pngeran pujaan Lo dateng.” Tunjuk Reza dan Helen serempak pada Ryan yang berjalan menuju mereka.
“Cha, boleh ngomong berdua aja nggak?” Tanya Ryan pada Chacha sambil melirik ke arah Helen dan Reza.
“Di kantin aja ya!” Jawab Chacha malu-malu.
“Ciee, kaya’nya ada yang baru jadian nih. Seneng bener kaya’nya, traktiran mana nih?” Goda Chacha yang melihat Reza datang bersama Helen sambil bergandengan tangan.
“Lo kapan nyusul?” Tanya Reza.
“Sama siapa Pak? Pacaran sama nyamuk?”
“Ya sama Ryan dong.” Helen yang menjawab mewakili Reza.
“Kok Lo udah tahu sih, Len.”
“Kalo’ bukan si Reza yang cerita, lo pasti nggak bakalan mau cerita sama gue kan?” Todong Helen.
“Eh tuh pngeran pujaan Lo dateng.” Tunjuk Reza dan Helen serempak pada Ryan yang berjalan menuju mereka.
“Cha, boleh ngomong berdua aja nggak?” Tanya Ryan pada Chacha sambil melirik ke arah Helen dan Reza.
“Di kantin aja ya!” Jawab Chacha malu-malu.
***
Di Kantin
“Cha, sebenernya gue suka sama lo. Sejak pertama kita ketemu waktu itu.” Kata Ryan ragu-ragu pada Chacha. Takut kalau Chacha akan marah dengan pernyataan cintanya.
“Kalo’ lo suka sama gue, kenapa lo galak banget waktu kita ketemu pertama kali? Dan sekarang-sekarang ini, lo kaya’ nganggap gue nggak ada.”
“Gue malu buat nyatain cinta gue ke lo. Setiap ketemu Lo rasanya jantung gue mau copot. Cha, Lo mau kan jadi cewek gue?” Jawan Ryan polos.
“Sorry Yan, gue nggak bisa…” Jawab Chacha menggantung. Ryan yang mendengarnya hanya menunduk kecewa.
“Nggak bisa… nggak bisa nolak maksudnya. Gue juga suka sama Lo kok, Yan. Sejak pertama kita ketemu.” Lanjut Chacha.
“Jadi, kita?” Ryan menegaskan pernyataan Chacha sambil memegang lembut tangan gadis itu.
Chacha mengangguk malu-malu.
“Cieee… makan-makan nih!” Kata Reza dan Helen yang ternyata sudah menguping pembicaraan mereka dari tadi.
“Akhirnya jadi juga lo nembak Chacha, Yan!” Kata Rendy, Indra dan Virgo berbarengan.
“Ok! Gue traktir semuanya!” Teriak Ryan.
Reza, Helen dan tiga sekawan itu pun bersorak gembira.
“Kalo’ lo suka sama gue, kenapa lo galak banget waktu kita ketemu pertama kali? Dan sekarang-sekarang ini, lo kaya’ nganggap gue nggak ada.”
“Gue malu buat nyatain cinta gue ke lo. Setiap ketemu Lo rasanya jantung gue mau copot. Cha, Lo mau kan jadi cewek gue?” Jawan Ryan polos.
“Sorry Yan, gue nggak bisa…” Jawab Chacha menggantung. Ryan yang mendengarnya hanya menunduk kecewa.
“Nggak bisa… nggak bisa nolak maksudnya. Gue juga suka sama Lo kok, Yan. Sejak pertama kita ketemu.” Lanjut Chacha.
“Jadi, kita?” Ryan menegaskan pernyataan Chacha sambil memegang lembut tangan gadis itu.
Chacha mengangguk malu-malu.
“Cieee… makan-makan nih!” Kata Reza dan Helen yang ternyata sudah menguping pembicaraan mereka dari tadi.
“Akhirnya jadi juga lo nembak Chacha, Yan!” Kata Rendy, Indra dan Virgo berbarengan.
“Ok! Gue traktir semuanya!” Teriak Ryan.
Reza, Helen dan tiga sekawan itu pun bersorak gembira.
TAMAT
Copyright Sweety Qliquers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar