Chapter 12
Kenyataan Pahit
Indra sulit sekali menerima kenyataan ini.
Tidak ada lagi orang yang dibujuknya setelah bertengkar, Tidak ada lagi orang yang akan dibuatnya tersenyum. Tidak ada lagi Tasya, orang yang sangat dicintainya.
”Tasyaaaa...” Kepala Indra dibenturkannya pada setir mobil.
”Kenapa kamu tinggalin aku, Sya? Kenapa?? Padahal semalam...”
Kata-kata Indra terhenti karena isakan tangisnya sendiri. Matanya yang basah menerawang mengingat petemuannya dengan Tasya semalam di rumahnya.
Tiba-tiba... suara Tante Melati semalam terngiang-ngiang ditelinganya.
... ”Indra... Tasya udah nggak ada, dia udah pergi. Tasya sudah meninggal, kecelakaan dalam perjalanan ke jakarta sore tadi.”
”Tasya kenapa kamu membuatku bingung???”
”Nggak masuk akal, kalo’ Tasya meninggal kemarin sore. Lalu siapa yang menumpang mandi?? Siapa yang menangis dan meminta maaf padaku?? Siapa yang minta aku kemari?? Siapa???”
Kenyataan Pahit
Indra sulit sekali menerima kenyataan ini.
Tidak ada lagi orang yang dibujuknya setelah bertengkar, Tidak ada lagi orang yang akan dibuatnya tersenyum. Tidak ada lagi Tasya, orang yang sangat dicintainya.
”Tasyaaaa...” Kepala Indra dibenturkannya pada setir mobil.
”Kenapa kamu tinggalin aku, Sya? Kenapa?? Padahal semalam...”
Kata-kata Indra terhenti karena isakan tangisnya sendiri. Matanya yang basah menerawang mengingat petemuannya dengan Tasya semalam di rumahnya.
Tiba-tiba... suara Tante Melati semalam terngiang-ngiang ditelinganya.
... ”Indra... Tasya udah nggak ada, dia udah pergi. Tasya sudah meninggal, kecelakaan dalam perjalanan ke jakarta sore tadi.”
”Tasya kenapa kamu membuatku bingung???”
”Nggak masuk akal, kalo’ Tasya meninggal kemarin sore. Lalu siapa yang menumpang mandi?? Siapa yang menangis dan meminta maaf padaku?? Siapa yang minta aku kemari?? Siapa???”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar