Chapter 2
Adit VS Virgo
“Tahu nggak, Key, apa masalah kamu?” tanya Adit suatu saat dengan mimik yang lucu. Hanya dia yang dengan berani-beraninya memendekkan namaku, Keysha, menjadi ‘K’. Memendekkan tulisan nama panggilan ‘Key’ menjadi ‘K’ (K= Pengucapan Inggris menjadi Key). Biar demikian, aku cukup menyukainya sih. Aku tidak menjawab, hanya menggelengkan kepalaku.
“Kamu ini terlalu bagaimana ya, nggak santai! Kamu harus lebih terbuka sama orang lain, lebih easy-going.... Pernah nggak sih, semua yang kamu ceritakan ke aku kamu ceritakan ke pacarmu? Nggak pernah, kan? Kamu harus lebih banyak share sama dia. Wajar saja dia marah kalau kamu nggak suka cerita. Kalau begitu terus, dia akan jadi merasa tersisih, Key,” sambung Adit panjang lebar.
Aku mengangguk-anggukkan kepalaku. Benar juga, sih. Virgo memang suka marah kalau aku menceritakan soal Adit, bagaimana dekatnya aku dengannya, dan bagaimana aku merasa bebas menceritakan masalah-masalahku. Atau, apa mungkin dia cemburu ya? Aku tertawa geli membayangkannya. Walaupun keren dan banyak cewek yang naksir, Adit itu cerewet sekali kepadaku, sampai-sampai terkadang aku menjulukinya 'my sister' – habis, seperti cewek, sih! Namun, aku yakin dia bukan gay karena ia pernah menceritakan kisah cintanya yang dulu padaku.
Persahabatan kami pun berlanjut terus, sampai tiba waktunya kami berdua harus kembali ke Jakarta karena kuliah kami sudah tuntas. Begitu sampai di Jakarta, aku memperkenalkannya kepada Papaku, yang sangat menyukainya. Namun, ketika aku memperkenalkannya kepada Virgo, reaksi pacarku selama lima tahun tersebut benar-benar tidak kusangka.
“Aku nggak suka sama dia, Key!” ujar Virgo datar, dengan ekspresi masam yang membuat wajah gantengnya menjadi tidak enak dilihat.
“Aku pengen kamu menjauhi dia. Toh sekarang sudah ada aku, kamu juga tidak perlu dia lagi, kan? Kalau mau teman jalan-jalan, kan ada Melati, Aurel, atau Syafa...." lanjutnya sembari menyebutkan nama teman-temanku saat SMA dulu.
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Virgo tidak mengerti arti persahabatan Adit bagiku. Dia memang benar-benar cemburu. Namun saat itu, aku mengira kecemburuannya hanya akan berlangsung sementara saja. Toh, kalau dia sudah mengenal Adit lebih baik, pasti dia akan menyukainya.
Di sisi lain, walaupun Virgo sangat tidak ramah kepadanya, Adit tetap ceria dan menganggap Virgo sebagai teman. Ia juga masih sering menghubungiku, dan kadang-kadang ia main ke rumahku untuk menemani adik-adik perempuanku yang masih kecil-kecil. Mereka suka sekali dengannya karena ia pandai bercerita dan masakannya sangat enak. Selain menemani si kecil Beby bermain dan membaca, Adit juga sering membantu memberikan solusi-solusi masalah cowok untuk Chacha yang mulai beranjak remaja.
Tahun demi tahun terlewati, dan Adit tetaplah teman yang terbaik untukku. Kami sering bertemu, sekedar hanya untuk berbincang-bincang. Kami bahkan mengajukan diri untuk menjadi guru Les privat Bahasa Inggris di ‘Ferindo English’ (Les Privat Bahasa Inggris Australia, yang buka cabang di Indonesia) bersama-sama.
Hubunganku dengan Virgo juga menjadi semakin serius. Kami telah berpacaran selama lebih dari tujuh tahun. Ia sudah bekerja untuk Papa, membuat pernikahan semakin berada di dekat mata. Bagiku, semua yang kami lewati bersama telah menjadi suatu masa depan pasti yang tak perlu diramalkan lagi. Ya, mengapa aku harus khawatir? Virgo laki-laki yang baik, dia luwes dalam pergaulan dan akrab dengan semua saudara-saudaraku, mempunyai tabungan yang lebih dari cukup untuk memulai suatu rumah tangga dan kami tidak pernah berselisih lebih dari pertengkaran-pertengkaran kecil. Dan bukankah aku juga telah mengenakan cincin ‘janji’ dari Virgo?
Akan tetapi sore itu aku tidak mengenakan cincin tersebut. Aku tidak pernah mengenakannya apabila sedang bersama-sama Adit. Virgo telah memberikan ultimatum kepadaku seminggu yang lalu, sebelum aku dan Adit berangkat bersama-sama ke Australia untuk menghadiri reuni angkatan kami saat kuliah dulu.
“Aku nggak mau kamu dekat dengan Adit lagi. Kita sebentar lagi akan menikah Key, dan aku sering mendengar orang-orang mempergunjingkan kedekatanmu yang tidak wajar dengan Adit. Bagaimanapun juga dia laki-laki dan kamu perempuan. Aku percaya kepadamu, tapi kamu harus memutuskan hubunganmu dengannya,” ultimatum Virgo. Tanpa ekspresi. Dingin sekali.
Forgetting Sarah Marshall
14 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar