Chapter 3
Cinta Yang Tak Terlihat
Aku menoleh ke sampingku dan melihat Adit yang juga sedang menatapku dengan tatapan matanya yang lembut. Hari ini aku harus mengatakannya. Katakanlah! Jeritku dalam hati. Katakan kalau kamu tidak dapat menemuinya lagi! Namun pada saat kata-kata yang telah aku persiapkan hendak meluncur dari bibirku, aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan sebaliknya merangkul pundak Adit.
Pada saat itu, aku menyadari sesuatu yang telah aku sangkal selama bertahun-tahun. Aku tidak dapat mengakhiri persahabatanku dengan Adit karena aku membutuhkannya setiap hari untuk seumur hidupku. Aku ingin selalu melihatnya tersenyum, mendengarkan canda tawanya dan merasakan kehadirannya di sisiku ketika aku sedang sedih dan gundah. Ternyata aku menyayanginya dan membutuhkannya lebih dari seorang sahabat.
Aku menatap ke dalam bola matanya yang berwarna hitam pekat bagaikan telaga. "Sejujurnya, aku... aku sayang kamu... aku nggak bisa kehilangan kamu...." Airmataku pun tumpah membasahi kemejanya.
Namun Adit hanya diam memelukku dan mengusap rambutku.
Setelah tangisku terhenti, barulah ia memegang kedua pundakku dan menatap lurus ke dalam mataku. "Tahukah kamu Key, apa yang selalu kuminta di setiap hari di dalam doaku?” Ia tersenyum.
“Aku mendoakan kebahagiaanmu. Namun jika ia tidak bahagia bersama Virgo, Tuhan, maka izinkan aku yang membahagiakannya....”
Tangisku pun pecah kembali dan kami berpelukan lama sekali, seperti dua orang yang baru menyadari cinta mereka berdua. Angin bertiup dengan pelan, ombak berdesir dengan lembut... seakan menjadi saksi cinta kami berdua.
Sejak saat itu, aku dan Adit tidak pernah lagi mengenal kata berpisah. Sore itu aku menyadari bahwa aku bertanggung jawab atas kebahagiaanku sendiri. Kata orang, cinta yang sejati tumbuh karena kebersamaan. Kadang kala, orang yang paling mencintaimu adalah orang yang tak pernah menyatakan cinta kepadamu, karena takut kau berpaling dan memberi jarak. Namun bila suatu saat ia pergi, barulah kau akan menyadari, bahwa ia adalah cinta yang tidak kau sadari. Tampaknya, aku tidak hanya sekedar membutuhkan Adit.... Aku telah jatuh cinta, walau aku tidak pernah menyadarinya sampai detik aku hampir kehilangan dirinya.
Untuk yang tercinta... Aditya Permadi
Ternyata aku cinta dan kutakut…
Kehilangan dirimu yang kukasihi…
(Dari yang Tercinta - Keysha Dinata)
Cinta Yang Tak Terlihat
Aku menoleh ke sampingku dan melihat Adit yang juga sedang menatapku dengan tatapan matanya yang lembut. Hari ini aku harus mengatakannya. Katakanlah! Jeritku dalam hati. Katakan kalau kamu tidak dapat menemuinya lagi! Namun pada saat kata-kata yang telah aku persiapkan hendak meluncur dari bibirku, aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan sebaliknya merangkul pundak Adit.
Pada saat itu, aku menyadari sesuatu yang telah aku sangkal selama bertahun-tahun. Aku tidak dapat mengakhiri persahabatanku dengan Adit karena aku membutuhkannya setiap hari untuk seumur hidupku. Aku ingin selalu melihatnya tersenyum, mendengarkan canda tawanya dan merasakan kehadirannya di sisiku ketika aku sedang sedih dan gundah. Ternyata aku menyayanginya dan membutuhkannya lebih dari seorang sahabat.
Aku menatap ke dalam bola matanya yang berwarna hitam pekat bagaikan telaga. "Sejujurnya, aku... aku sayang kamu... aku nggak bisa kehilangan kamu...." Airmataku pun tumpah membasahi kemejanya.
Namun Adit hanya diam memelukku dan mengusap rambutku.
Setelah tangisku terhenti, barulah ia memegang kedua pundakku dan menatap lurus ke dalam mataku. "Tahukah kamu Key, apa yang selalu kuminta di setiap hari di dalam doaku?” Ia tersenyum.
“Aku mendoakan kebahagiaanmu. Namun jika ia tidak bahagia bersama Virgo, Tuhan, maka izinkan aku yang membahagiakannya....”
Tangisku pun pecah kembali dan kami berpelukan lama sekali, seperti dua orang yang baru menyadari cinta mereka berdua. Angin bertiup dengan pelan, ombak berdesir dengan lembut... seakan menjadi saksi cinta kami berdua.
Sejak saat itu, aku dan Adit tidak pernah lagi mengenal kata berpisah. Sore itu aku menyadari bahwa aku bertanggung jawab atas kebahagiaanku sendiri. Kata orang, cinta yang sejati tumbuh karena kebersamaan. Kadang kala, orang yang paling mencintaimu adalah orang yang tak pernah menyatakan cinta kepadamu, karena takut kau berpaling dan memberi jarak. Namun bila suatu saat ia pergi, barulah kau akan menyadari, bahwa ia adalah cinta yang tidak kau sadari. Tampaknya, aku tidak hanya sekedar membutuhkan Adit.... Aku telah jatuh cinta, walau aku tidak pernah menyadarinya sampai detik aku hampir kehilangan dirinya.
Untuk yang tercinta... Aditya Permadi
Ternyata aku cinta dan kutakut…
Kehilangan dirimu yang kukasihi…
(Dari yang Tercinta - Keysha Dinata)
TAMAT
Copyright Sweety Qliquers
www.dindasweet-86.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar