Chapter 2
Ini Yang Namanya Sahabat???
Monas... I'm in love!
Sejak perkenalan singkat tersebut, dengan semangat yang menggebu-gebu aku minta Syafa nyomblangin aku dengan bule pujaan hati itu. Dalam waktu singkat aku sudah tahu all about Hayden mulai dari nomor HP sampai tanggal lahir bahkan kebiasaannya sehari-hari.
Dan, thanks God! Untungnya Hayden merespon semua sinyal cinta yang aku berikan!
Tetapi belakangan ini, setelah nge-date dua kali dengan Hayden, aku menangkap sesuatu hal yang aneh dari sikap tertutup Syafa. Jika aku membicarakan Hayden Timberlake — tentu saja memuji-mujinya dengan mulut berbusa-busa, Syafa selalu ‘Membisu’ dan sepertinya kurang senang dengan nunjukin sikapnya yang acuh tak acuh.
Setiap aku menelepon HP Hayden Timberlake sekadar ‘say hello’, Syafa selalu menghindar dengan segudang alasan!
“Sya, kenapa sih kalau ngomongin Hayden lo jadi cuek begitu?” tanyaku suatu ketika ketika tak tahan melihat kelakuannya yang antipati begitu.
“Ya, nggak ada apa-apa. Malas saja, setiap hari yang Lo omongin Hayden – Hayden – Hayden melulu. Memangnya nggak ada bahan obrolan lain apa?” jawabnya enteng ketika itu.
Aku tertawa kala itu. Benar juga katanya. Aku kelewat berbunga-bunga terhadap cowok bule itu. Aku terlalu exciting untuk segala hal yang menyangkut Hayden! Tetapi, who cares? I am in love with James and that's all!
Sampai pada suatu waktu pula, saat aku ingin makan siang di luar kantor: Aku ingin berterima kasih pada Syafa, mengajaknya makan siang bersama, karena dia adalah sosok penting yang mengandili hubunganku dengan Hayden Timberlake. (Namun ini sekaligus trikku untuk dapat bertemu dengan Hayden Timberlake yang sekantor dengan Syafa!)
Tiba di ruang kantornya, seperti biasa — terlalu biasa menurutku karena akulah satu-satunya tamu yang paling ‘kurang ajar’ di kantornya lantaran tak pernah mengetuk pintu bila masuk ke ruang kantor sahabatku yang bernama Syafa tersebut.
Dan ketika daun pintu kubentang.
Ya, Tuhan! Langit di atasku seperti runtuh!
Kulihat dua insan saling berpelukan dalam kemesraan!
Ciuman itu!
Hatiku berdarah tiba-tiba.
Syafa dan Hayden Timberlake saling bercumbu!
Oh, my God! What happened to my world?
Kenapa semuanya jadi begini?
Hayden Timberlake dan Syafa?!
Kenapa lagu lawas Mak Comblang dari Potret tiba-tiba menghantui kepalaku?
Sabtu Sabtu aku disuruh kirimin surat
Untuk seseorang di satu alamat rumah
Kar'na temanku lagi kasmaran padanya
Tapi tak berani jadi aku yang disuruh
Sudah kubilang aku lagi banyak kerjaan
Tapi dia paksa jadinya aku tak enak
Mana 'ku juga tak tahu yang mana orangnya
'Ku jadi bingung apa yang harus kulakukan
'Ku pergi juga demi untuk teman
Berikan surat pada yang dimaksud
Tapi tak sangka setelah aku jumpa
Nyatanya orangnya sangatlah menarik
Kupikir-pikir daripada buat temanku
Mendingan aku yang ambil kesempatan ini
Lagipula aku lagi tak punya pacar
Jadi niat kasih surat kubatalkan saja
Akhirnya aku kenalan dengannya
Dengan alasan tahu dari teman
Langsung saja aku bilang aku suka
Urusan sama temanku itu belakangan
Akhirnya aku kenalan dengannya
Dengan alasan tahu dari teman
Langsung saja aku bilang aku suka
Urusan sama temanku itu belakangan
Surat itu aku kembaliin pada temanku
Sambil senyum kubilang dia tidak dirumah
Lalu kubilang suratnya dititipkan saja
Jadi tugas mak comblangku sudah selesai
Ingin ketawa tapi aku tahan
Takut ketahuan, kacaulah jadinya
'Ku pulang ke rumah dengan hati senang
Dan menunggu saat perburuan berikutnya
Maafkanlah oh teman, bukannya 'ku yang jahat
Habis salahmu sendiri suruh-suruh aku
Mak Comblang
(By Potret)
Aku duduk tertegun di sofa memandangi hujan lebat di luar sana dari balik jendela kantorku. Di depanku tergeletak tulisan Keysha Dianita-teman sekantorku yang berjudul Harusnya…
“Harusnya temen menjaga hati temenya
Harusnya temen nggak menikam dari belakang
Harusnya temen nggak boleh makan temen
Harusnya....”
Aku menangis karena hal ini!
Ini Yang Namanya Sahabat???
Monas... I'm in love!
Sejak perkenalan singkat tersebut, dengan semangat yang menggebu-gebu aku minta Syafa nyomblangin aku dengan bule pujaan hati itu. Dalam waktu singkat aku sudah tahu all about Hayden mulai dari nomor HP sampai tanggal lahir bahkan kebiasaannya sehari-hari.
Dan, thanks God! Untungnya Hayden merespon semua sinyal cinta yang aku berikan!
Tetapi belakangan ini, setelah nge-date dua kali dengan Hayden, aku menangkap sesuatu hal yang aneh dari sikap tertutup Syafa. Jika aku membicarakan Hayden Timberlake — tentu saja memuji-mujinya dengan mulut berbusa-busa, Syafa selalu ‘Membisu’ dan sepertinya kurang senang dengan nunjukin sikapnya yang acuh tak acuh.
Setiap aku menelepon HP Hayden Timberlake sekadar ‘say hello’, Syafa selalu menghindar dengan segudang alasan!
“Sya, kenapa sih kalau ngomongin Hayden lo jadi cuek begitu?” tanyaku suatu ketika ketika tak tahan melihat kelakuannya yang antipati begitu.
“Ya, nggak ada apa-apa. Malas saja, setiap hari yang Lo omongin Hayden – Hayden – Hayden melulu. Memangnya nggak ada bahan obrolan lain apa?” jawabnya enteng ketika itu.
Aku tertawa kala itu. Benar juga katanya. Aku kelewat berbunga-bunga terhadap cowok bule itu. Aku terlalu exciting untuk segala hal yang menyangkut Hayden! Tetapi, who cares? I am in love with James and that's all!
Sampai pada suatu waktu pula, saat aku ingin makan siang di luar kantor: Aku ingin berterima kasih pada Syafa, mengajaknya makan siang bersama, karena dia adalah sosok penting yang mengandili hubunganku dengan Hayden Timberlake. (Namun ini sekaligus trikku untuk dapat bertemu dengan Hayden Timberlake yang sekantor dengan Syafa!)
Tiba di ruang kantornya, seperti biasa — terlalu biasa menurutku karena akulah satu-satunya tamu yang paling ‘kurang ajar’ di kantornya lantaran tak pernah mengetuk pintu bila masuk ke ruang kantor sahabatku yang bernama Syafa tersebut.
Dan ketika daun pintu kubentang.
Ya, Tuhan! Langit di atasku seperti runtuh!
Kulihat dua insan saling berpelukan dalam kemesraan!
Ciuman itu!
Hatiku berdarah tiba-tiba.
Syafa dan Hayden Timberlake saling bercumbu!
Oh, my God! What happened to my world?
Kenapa semuanya jadi begini?
Hayden Timberlake dan Syafa?!
Kenapa lagu lawas Mak Comblang dari Potret tiba-tiba menghantui kepalaku?
Sabtu Sabtu aku disuruh kirimin surat
Untuk seseorang di satu alamat rumah
Kar'na temanku lagi kasmaran padanya
Tapi tak berani jadi aku yang disuruh
Sudah kubilang aku lagi banyak kerjaan
Tapi dia paksa jadinya aku tak enak
Mana 'ku juga tak tahu yang mana orangnya
'Ku jadi bingung apa yang harus kulakukan
'Ku pergi juga demi untuk teman
Berikan surat pada yang dimaksud
Tapi tak sangka setelah aku jumpa
Nyatanya orangnya sangatlah menarik
Kupikir-pikir daripada buat temanku
Mendingan aku yang ambil kesempatan ini
Lagipula aku lagi tak punya pacar
Jadi niat kasih surat kubatalkan saja
Akhirnya aku kenalan dengannya
Dengan alasan tahu dari teman
Langsung saja aku bilang aku suka
Urusan sama temanku itu belakangan
Akhirnya aku kenalan dengannya
Dengan alasan tahu dari teman
Langsung saja aku bilang aku suka
Urusan sama temanku itu belakangan
Surat itu aku kembaliin pada temanku
Sambil senyum kubilang dia tidak dirumah
Lalu kubilang suratnya dititipkan saja
Jadi tugas mak comblangku sudah selesai
Ingin ketawa tapi aku tahan
Takut ketahuan, kacaulah jadinya
'Ku pulang ke rumah dengan hati senang
Dan menunggu saat perburuan berikutnya
Maafkanlah oh teman, bukannya 'ku yang jahat
Habis salahmu sendiri suruh-suruh aku
Mak Comblang
(By Potret)
Aku duduk tertegun di sofa memandangi hujan lebat di luar sana dari balik jendela kantorku. Di depanku tergeletak tulisan Keysha Dianita-teman sekantorku yang berjudul Harusnya…
“Harusnya temen menjaga hati temenya
Harusnya temen nggak menikam dari belakang
Harusnya temen nggak boleh makan temen
Harusnya....”
Aku menangis karena hal ini!
TAMAT
Copyright Sweety Qliquers
www.dindasweet-86.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar